Selasa, 03 Juli 2012

cerita ttg ayah

Semalam lelaki menangis. Tangannya menggenggam sebuah kitab. Hatinya bergemuruh tiada henti. Air mata tumpah. Setetes demi setetes, hati lelaki itu basah. Matanya menerawang langit-langit. Sudah sedemikian parahkah?
Mencari Mutiara di Dasar Hati, nama kitab itu.
Sebagian dari hatinya menangis, sebagian yang lain tertohok, selebihnya merasa malu yang mendalam. Dia mulai mengeja pelan langkah hidupnya, entah berapa lama dia berada di dalam kesesatan. Yang pasti, telah teramat lama.
Ketika buku itu bercerita tentang hati, dan kemudian mulai mengeja pelan tentang mata. Atau, ketika sebuah ayat dikumandangkan: “Sesungguhnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang ada di dalam dada.” (Q.S. Al-Hajj : 46)
Lelaki itu merasa amat malu. Teramat sakit dan teramat alpa kepada Tuhannya. Ingatan-ingatan tentang kesesatannya membuat air yang tumpah karena hati itu tidak berhenti. Lelaki galau. Apa yang akan terjadi kelak, ketika dia berhadapan muka dengan Tuhannya?
Lama sekali kepala itu tunduk. Tak juga ingin dilepaskan dari dasar bumi. Suatu perasaan mengalir, cinta seperti menyapu pelan ketika hati benar-benar ada dalam kelemahan. Saat itu, lelaki merasa begitu kecil. Saat itu, lelaki menyerahkan seluruh dosanya kepada Tuhan, dan ketika itu Tuhan menggantinya dengan kesejukan.
Sujud lelaki itu kembali berbuah tangis. Terlebih, ketika dia mengingat setiap rapalan Fatihah-nya, ketika dia selalu meminta: “Wahai Tuhanku, tunjukilah aku jalan yang lurus, bukan jalan mereka yang sesat.
Lelaki teramat sering alpa. Berdirinya, rukunya, sujudnya, dilakukan dalam keadaan alpa. Tidak juga dia melakukan dengan sepenuh ketundukan, kecuali hanya rasa payah dan letih yang membebaninya. Kadang, dia melakukan itu dengan ceria ketika berada di hadapan orang-orang. Lelaki telah menjadi riya.
Lelaki belum beriman. Ketika Tuhan dengan lembut menegurnya, “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu dalam shalatnya.” (Q.S. Al-Mukminun : 1-2)
Malam itu, lelaki bukanlah lelaki. Dia lelaki yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar