Jenis Pidato Berdasarkan Tema
Posted on 13 April 2012.
Berdasarkan temanya, pidato
terdiri atas beberapa jenis yang jumlahnya relatif tidak terbatas.
Beberapa jenis yang sering kita dengar, di antaranya adalah sebagai
berikut.
a) Pidato Wisuda, pidato yang biasanya
disampaikan oleh pejabat, lembaga pendidikan, seperti universitas,
institut, fakultas, atau sekolah-sekolah, oleh wakil orang tua
wisudawan, dan oleh wakil wisudawan dalam rangka pelantikan sekelompok
lulusan.
b) Pidato Pelantikan, pidato yang
biasanya diucapkan oleh pimpinan lembaga dan oleh perwakilan pejabat
yang dilantik dalam jabatan tertentu.
c) Pidato Peringatan, pidato yang
disampaikan dalam upacara memperingati suatu kejadian penting atau
kejadian bersejarah, seperti hari proklamasi kemerdekaan suatu negara,
hari berdirinya sebuah institusi pendidikan
d) Pidato Pelepasan, pidato yang isi
serta tujuannya memberangkatkan seseorang atau sekelompok prang untuk
bertugas di tempat tertentu atau untuk melaksanakan tugas tertentu.
e) Pidato Kampanye, pidato yang isinya mempromosikan sebuah lembaga pendidikan atau seseorang untuk menjabat suatu jabatan.
f) Pidato Peresmian, pidato yang
lazimnya disampaikan oleh pimpinan lembaga dalam rangka meresmikan
sesuatu, misalnya peresmian penerimaan mahasiswa baru.
g) Pidato Laporan, pidato yang berisi
laporan tentang penyelenggaraan kegiatan tertentu dan lazimnya
disampaikan oleh ketua panitia penyelenggaraan kegiatan atau oleh
pimpinan sebuah institusi.
h) Pidato ilmiah, pidato yang isinya
berupa informasi ilmu pengetahuan misalnya hasii riset. Pidato jenis ini
biasanya disampaikan dalam upacara diesnatalis sebuah perguruan tinggi
dengan sebutan orasi (orasio) ilmiah atau pidato dalam acara pengukuhan guru besar yang lazim disebut Pidato Pengukuhan Guru Besar.
i) Pidato Penyuluhan, pidato yang
isinya pemberitahuan tentang sesuatu, misalnya penyuluhan bidang hukum,
bidang bahasa, bidang pertanian, dan lain-lain.
Itulah beberapa jenis pidato berdasarkan
tema atau pokok isinya. Tentu saja, jenis pidato itu tidak sebatas apa
yang dikemukakan di atas.
Pustaka : Dari Karya TulisIlmiah sampai dengan Soft Skills Oleh Iyo Mulyono
Posted on 04 May 2012.
Perumusan tujuan penelitian tentu saja akan sejalan
dengan perumusan pertanyaannya. Dengan begitu, tujuan dari
masalah-masalah penelitian di atas dapat dirumuskan seperti berikut.Tujuan penelitian ihwal manfaat pohon Paliasa bagi kehidupan adalah terdeskripsikannya informasi ihwal pohon Paliasa dengan rincian:
a. tentang berbagai sebutan untuk pohon Paliasa,
b. tentang daerah-daerah tempat pohon Paliasa tumbuh,
c. tentang kegunaan pohon Paliasa,
d. tentang zat kandungan daun Paliasa sebagai obat penyakit hepatitis atau radang hati, dan
e. tentang kebenaran ilmiah dari pengobatan tersebut.
Tujuan penelitian tentang penggunaan ragam kalimat pasif dalam pidato kedinasan adalah terdeskripsikan informasi tentang penggunaan ragam kalimat pasif, dengan rincian:
a. adeskripsi tentang frekuensi penggunaannya,
b. deskripsi tentang jenis-jenis ragam kalimat pasif yang digunakan,
c. deskripsi tentang alasan penggunaannya, dan
d. deskripsi tentang kesadaran penutur dalam memilih dan menggunakannya.
Menyangkut perumusan tujuan penelitian seperti yang dikemukakan di atas tidak benar menggunakan frasa “untuk mengetahui“. Frasa yang relevan untuk digunakan, selain “untuk mendeskripsikan“, relevan juga frasa “untuk memaparkan“,”untuk menggambarkan“, atau “untuk memerikan”
Perumusan tujuan penelitian tidak bisa disatukan atau dicampuradukkan dengan tujuan penulisan hasil penelitian. Tujuan penulisan lazimnya dirumuskan di halaman judul dan di bagian kata pengantar. Misainya, rumusannya adalah sebagai berikut.
Ø Tujuan penulisan hasil penelitian itu adalah untuk memenuhi syarat Ujian Akhir Program untuk Jenjang S-1.
Ø Tujuan penulisan laporan penelitian ini adalah untuk memenuhi harapan penyelenggaraan Proyek Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Daerah di Indonesia.
Perumusan tujuan penulisan tersebut tentu saja akan disesuaikan dengan kelaziman-kelaziman lembaga tempat penelitian itu diselenggarakan. Prinsipnya adalah untuk tidak dicampuradukkannya dengan tujuan penelitian.
Pengertian Anekdot
Posted on 11 April 2012.
Anekdot dapatdi batasi
dengan cerita singkat yang menarik dan mengesankan, biasanya mengenai
orang penting atau terkenal, termasuk pejabat tinggi, dan berdasarkan
kejadian yang sebenarnya. Dalam perkembangannya, anekdot tergolong
bentuk tuturan (cerita). Namun, tidaklah berarti, anekdot semata-mata
milik dunia bahasa tuturan. Jika ia ditulis maka ia tergolong tulisan
semiilmiah karena menyajikan fakta dibumbui dengan unsur seni bahasa,
misalnya pilihan kata, imajinasi, dan lain-lain.
Berbeda dengan tulisan jurnalistik lain
seperti feature dan artikel yang lazimnya berstruktur lengkap:
pendahuluan, isi, dan penutup, anekdot hanya terdiri atas isi yang
ringkas dan padat.
a. Charley Chaplin, pelawak
terbesar segala abad, ketiko sudah menua merasakan songat sedih. jika
ia melawak, tidak ada lagi orang yang ketawa, dan filmnya yang terakhir
“Monsieur Verdoux” tidak mendapat sombutan hangat. Charley menikah
dengan seorang wanita muda, Onna O’Neil. Dan, ketika anaknyo bertanya,
kenapo Charley menikah dengan wonita yang begitu muda, Charley hanya
menjawab, “Karena dia satu¬satunya perempuon yang mosih tertawa kalau
aku melawak.” (M.A. Browwer “Harga Diri Seseorang Berhubungan dengan
Lingkungannya”.)
b. Ketika Pangeran
Djajadiningrat dari 8anten masih berumur balita dan akan diberi nama
dahulu, nama-nama pemberian nenekna dan pare sesepuh yang lain ditulis
pada secarik kertas yang kemudian dimasukkan ke dalam batok kelapa
jenggi. Kemudian, ibunya mengambil salah sotu gulungan kertas dalam
batok itu. Setelah kertas pilihan dibuko, ternyata bertuliskan nama
Achmad. “Karena” itu, Achmadlah, nama soya.” Demikianlah, Pangeran
Achmad Djajadiningrat menuturkan asal-usul namanya. (Soeseno. 1993)
c. Anekdot “Do You Like Salad?”
Rombongan istri pejabat Indonesia
pelesir ke San Fransisco menemani suami mereka yang sedang studi
banding. Mereka mampir ke sebuah restoran. Ketika memesan makanan,
mereka bingung dengan menu-menu makanan yang disediakan. Melihat itu,
sang pelayan berinisiatif menawarkan makanan yang barangkali semua orang
tahu.
“If you confused with menu, just
choose one familiar …” kata pelayan. Rombongan ibu-ibu soling berbisik
menebok si pelayan itu ngomong apa. Si pelayon tersenyum, “Okay, do you
like salad?”
Seorang ibu yang sok tahu menjawob, “Sure, I am moslem, five times in one day.”
(Maksud si Ibu, dia muslim dan salat lima kali sehari.) (Internet. “Anekdot Gus Dur”
d. Presiden Amerika Serikat, John
Kennedy dan Presiden Meksiko Adolfo Lovez Moteos bertemu di Meksiko
tahun 1962. ketika mengendarai mobil, Kennedy memerhatikan jam tangan
Presiden Meksiko. Kennedy pun memuji, “Betapa indahnya jam tangan Anda.”
Lovez serta-merta memaberikan arlojinya kepada Presiden Amerika seraya
berkata, “Jam tangan ini milik Anda sekarang.” Kennedy merasa malu
karena pemberian itu. la berusaha untuk menolaknya, namun Presiden
Meksiko rnenjelaskon bahwa di negerinya ketika seseorang menyukai
sesuotu, sesuatu Itu harus diberikon kepadanya; kepemilikan adalah
masalah perasaan dan kebutuhan manusia bukan milik pribadi. Kennedy
terkesan oleh penjelasan itu dan menerima Arloji itu dengan rendah hati.
Tak lama kemudion, Presiden Lovez berpaling kepada Presiden Kennedy dan
berkata, ‘Aduh betapa cantiknya istri Anda.” Dijawab oleh Kennedy,
“Silakan ambil kembali jam tangan Anda.”(Dipetik dari Mulyana. 1996)
Sumber : http://www.karyatulisilmiah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar