Selasa, 08 Mei 2012

Karya Tulis



Jenis Pidato Berdasarkan Tema

Berdasarkan temanya, pidato terdiri atas beberapa jenis yang jumlahnya relatif tidak terbatas. Beberapa jenis yang sering kita dengar, di antaranya adalah sebagai berikut.
a)  Pidato Wisuda, pidato yang biasanya disampaikan oleh pejabat, lembaga pendidikan, seperti    universitas, institut, fakultas, atau sekolah-sekolah, oleh wakil orang tua wisudawan, dan oleh wakil wisudawan dalam rangka pelantikan sekelompok lulusan.
b)  Pidato Pelantikan, pidato yang biasanya diucapkan oleh pimpinan lembaga dan oleh perwakilan pejabat yang dilantik dalam jabatan tertentu.
c)  Pidato Peringatan, pidato yang disampaikan dalam upacara memperingati suatu kejadian penting atau kejadian bersejarah, seperti hari proklamasi kemerdekaan suatu negara, hari berdirinya sebuah institusi pendidikan
d)  Pidato Pelepasan, pidato yang isi serta tujuannya memberangkatkan seseorang atau sekelompok prang untuk bertugas di tempat tertentu atau untuk melaksanakan tugas tertentu.
e)  Pidato Kampanye, pidato yang isinya mempromosikan sebuah lembaga pendidikan atau seseorang untuk menjabat suatu jabatan.
f)  Pidato Peresmian, pidato yang lazimnya disampaikan oleh pimpinan lembaga dalam rangka meresmikan sesuatu, misalnya peresmian penerimaan mahasiswa baru.
g)  Pidato Laporan, pidato yang berisi laporan tentang penyelenggaraan kegiatan tertentu dan lazimnya disampaikan oleh ketua panitia penyelenggaraan kegiatan atau oleh pimpinan sebuah institusi.
h)  Pidato ilmiah, pidato yang isinya berupa informasi ilmu pengetahuan misalnya hasii riset. Pidato jenis ini biasanya disampaikan dalam upacara diesnatalis sebuah perguruan tinggi dengan sebutan orasi (orasio) ilmiah atau pidato dalam acara pengukuhan guru besar yang lazim disebut Pidato Pengukuhan Guru Besar.
i)   Pidato Penyuluhan, pidato yang isinya pemberitahuan tentang sesuatu, misalnya penyuluhan bidang hukum, bidang bahasa, bidang pertanian, dan lain-lain.
Itulah beberapa jenis pidato berdasarkan tema atau pokok isinya. Tentu saja, jenis pidato itu tidak sebatas apa yang dikemukakan di atas.
Pustaka : Dari Karya TulisIlmiah sampai dengan Soft Skills Oleh Iyo Mulyono



Perumusan Tujuan Penelitian Perumusan tujuan penelitian tentu saja akan sejalan dengan perumusan pertanyaannya. Dengan begitu, tujuan dari masalah-masalah penelitian di atas dapat dirumuskan seperti berikut.
Tujuan penelitian ihwal manfaat pohon Paliasa bagi kehidupan adalah terdeskripsikannya informasi ihwal pohon Paliasa dengan rincian:
a. tentang berbagai sebutan untuk pohon Paliasa,
b. tentang daerah-daerah tempat pohon Paliasa tumbuh,
c. tentang kegunaan pohon Paliasa,
d. tentang zat kandungan daun Paliasa sebagai obat penyakit hepatitis atau radang hati, dan
e.  tentang kebenaran ilmiah dari pengobatan tersebut.
Tujuan penelitian tentang penggunaan ragam kalimat pasif dalam pidato kedinasan adalah terdeskripsikan informasi tentang penggunaan ragam kalimat pasif, dengan rincian:
a.  adeskripsi tentang frekuensi penggunaannya,
b.  deskripsi tentang jenis-jenis ragam kalimat pasif yang digunakan,
c.  deskripsi tentang alasan penggunaannya, dan
d.  deskripsi tentang kesadaran penutur dalam memilih dan menggunakannya.
Menyangkut perumusan tujuan penelitian seperti yang dikemukakan di atas tidak benar menggunakan frasa “untuk mengetahui“. Frasa yang relevan untuk digunakan, selain “untuk mendeskripsikan“, relevan juga frasa “untuk memaparkan“,”untuk menggambarkan“, atau “untuk memerikan
Perumusan tujuan penelitian tidak bisa disatukan atau dicampuradukkan dengan tujuan penulisan hasil penelitian. Tujuan penulisan lazimnya dirumuskan di halaman judul dan di bagian kata pengantar. Misainya, rumusannya adalah sebagai berikut.
Ø Tujuan penulisan hasil penelitian itu adalah untuk memenuhi syarat Ujian Akhir Program untuk Jenjang S-1.
Ø Tujuan penulisan laporan penelitian ini adalah untuk memenuhi harapan penyelenggaraan Proyek Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Daerah di Indonesia.
Perumusan tujuan penulisan tersebut tentu saja akan disesuaikan dengan kelaziman-kelaziman lembaga tempat penelitian itu diselenggarakan. Prinsipnya adalah untuk tidak dicampuradukkannya dengan tujuan penelitian.



Pengertian Anekdot

Anekdot dapatdi batasi dengan cerita singkat yang menarik dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal, termasuk pejabat tinggi, dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Dalam perkembangannya, anekdot tergolong bentuk tuturan (cerita). Namun, tidaklah berarti, anekdot semata-mata milik dunia bahasa tuturan. Jika ia ditulis maka ia tergolong tulisan semiilmiah karena menyajikan fakta dibumbui dengan unsur seni bahasa, misalnya pilihan kata, imajinasi, dan lain-lain.
Berbeda dengan tulisan jurnalistik lain seperti feature dan artikel yang lazimnya berstruktur lengkap: pendahuluan, isi, dan penutup, anekdot hanya terdiri atas isi yang ringkas dan padat.
a. Charley Chaplin, pelawak terbesar segala abad, ketiko sudah menua merasakan songat sedih. jika ia melawak, tidak ada lagi orang yang ketawa, dan filmnya yang terakhir “Monsieur Verdoux” tidak mendapat sombutan hangat. Charley menikah dengan seorang wanita muda, Onna O’Neil. Dan, ketika anaknyo bertanya, kenapo Charley menikah dengan wonita yang begitu muda, Charley hanya menjawab, “Karena dia satu¬satunya perempuon yang mosih tertawa kalau aku melawak.” (M.A. Browwer “Harga Diri Seseorang Berhubungan dengan Lingkungannya”.)
b. Ketika Pangeran Djajadiningrat dari 8anten masih berumur balita dan akan diberi nama dahulu, nama-nama pemberian nenekna  dan pare sesepuh yang lain ditulis pada secarik kertas yang kemudian dimasukkan ke dalam batok kelapa jenggi. Kemudian, ibunya mengambil salah sotu gulungan kertas dalam batok itu. Setelah kertas pilihan dibuko, ternyata bertuliskan nama Achmad. “Karena” itu, Achmadlah, nama soya.” Demikianlah, Pangeran Achmad Djajadiningrat menuturkan asal-usul namanya. (Soeseno. 1993)
c. Anekdot “Do You Like Salad?”
Rombongan istri pejabat Indonesia pelesir ke San Fransisco menemani suami mereka yang sedang studi banding. Mereka mampir ke sebuah restoran. Ketika memesan makanan, mereka bingung dengan menu-menu makanan yang disediakan. Melihat itu, sang pelayan berinisiatif menawarkan makanan yang barangkali semua orang tahu.
“If you confused with menu, just choose one familiar …” kata  pelayan. Rombongan ibu-ibu soling berbisik menebok si pelayan itu ngomong apa. Si pelayon tersenyum, “Okay, do you like salad?”
Seorang ibu yang sok tahu menjawob, “Sure, I am moslem, five times in one day.”
(Maksud si Ibu, dia muslim dan salat lima kali sehari.) (Internet. “Anekdot Gus Dur”
d. Presiden Amerika Serikat, John Kennedy dan Presiden Meksiko Adolfo Lovez Moteos bertemu di Meksiko tahun 1962. ketika mengendarai mobil, Kennedy memerhatikan jam tangan Presiden Meksiko. Kennedy pun memuji, “Betapa indahnya jam tangan Anda.” Lovez serta-merta memaberikan arlojinya kepada Presiden Amerika seraya berkata, “Jam tangan ini milik Anda sekarang.” Kennedy merasa malu karena pemberian itu. la berusaha untuk menolaknya, namun Presiden Meksiko rnenjelaskon bahwa di negerinya ketika seseorang menyukai sesuotu, sesuatu Itu harus diberikon kepadanya; kepemilikan adalah masalah perasaan dan kebutuhan manusia bukan milik pribadi. Kennedy terkesan oleh penjelasan itu dan menerima Arloji itu dengan rendah hati. Tak lama kemudion, Presiden Lovez berpaling kepada Presiden Kennedy dan berkata, ‘Aduh betapa cantiknya istri Anda.” Dijawab oleh Kennedy, “Silakan ambil kembali  jam tangan Anda.”(Dipetik dari Mulyana. 1996)

 Sumber : http://www.karyatulisilmiah.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar